Rabu, 23 November 2011

PR IPA

SMP NEGERI 35 SAMARINDA
PR KELAS VIII B  
BAHAN KIMIA DALAM RUMAH TANGGA DAN MAKANAN


1.      Mengapa mencuci pakaian harus menggunakan detergen ?

2.      Jelaskan perbedaan sabun dan detergen.

3.      Mengapa penggunaan bahan kimia dapat merugikan kesehatan dan mencemari lingkungan ?

4.      Bagaimanakah cara mengatasi efek negatif yang disebabkan oleh penggunaan bahan kimia ?

5.      Sebutkan minimal tiga keuntungan dan kerugian penggunaan bahan kimia !

6.      Apakah tujuan pemberian zat pewarna pada makanan ?

7.      Sebutkan dua bahan yang sering diawetkan dengan garam !

8.      Mengapa makanan dalam kemasan yang dijual di toko-toko sering ditambahkan bahan pengawet ?

9.      Mengapa kita tidak boleh mengomsumsi makanan yang telah melampaui masa kadaluwarsa ?

10.  Mengapa formalin tidak boleh digunakan untuk pengawet makanan ?


Note : dikumpul hari selasa tanggal 29 November 2011
           Soal ditulis...!!!

Selasa, 03 Mei 2011

Aliran Energi

Aliran Energi

Cahaya matahari adalah sumber utama energi bagi kehidupan . energi memasuki sebagian besar ekosistem dalam bentuk cahaya matahari ,energi cahaya matahari ini diubah menjadi energi kimia oleh organisme autotrof,yang kemudian diteruskan keorganisme heterotrof dalam bentuk senyawa-senyawa organik dalam makanannya dan dibuang dalam bentuk panas. Energi kimia ini mengalir dari produsen ke konsumen dari berbagai tingkatan trofik melalui jalur rantai makanan.Energi kimia yang diperoleh organisme digunakan untuk kegiatan hidupnya sehinggga tumbuh dan berkembang ,pertumbuhan dan perkembangan organisme menunjukkan energi kimia yang tersimpan dalam organisme tersebut.jadi setiap organisme melakukan pemasukan dan penyimpanan energi .Pemasukan dan penyimpanan energi dalam suatu ekosistem disebut produktivitas ekosistem yang terdiri dari produktivitas primer dan produktivitas sekunder.

Pengaturan energi suatu ekosistem bergantung pada produktivitas primer.

Ketika energi mengalir melalui suatu ekosistem ,banyak energi yang hilang disetiap tingkat trofik.
Produktivitas primer adalah kecepatan mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia dalam bentuk bahan organik oleh organisme autotrof. Seluruh bahan organik yang dihasilkan dari proses fotosintesis pada organisme autotrof disebut produktivitas primer kotor (PPK) dan bahan organik yang tersimpan disebut produktivitas primer bersih (PPB)

Produktivitas sekunder adalah kecepatan energi kimia mengubah bahan organik menjadi simpanan energi kimia baru oleh organisme heterotrof.Bahan organik yang tersimpan pada organisme autotrof dapat digunakan sebagai makanan bagi organisme heterotrof.Dari makanan ini organisme heterotrof memperoleh energi kimia yang akan digunakan untuk kegiatan kehidupan dan di simpan

SIKLUS KARBON

Siklus karbon


Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui).
Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial (biasanya termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon tanah (soil carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan tahuan karbon, pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermaca-macam. Lautan mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer.
Neraca karbon global adalah kesetimbangan pertukaran karbon (antara yang masuk dan keluar) antar reservoir karbon atau antara satu putaran (loop) spesifik siklus karbon (misalnya atmosfer - biosfer). Analisis neraca karbon dari sebuah kolam atau reservoir dapat memberikan informasi tentang apakah kolam atau reservoir berfungsi sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon dioksida.

Karbon di atmosfer

Diagram dari siklus karbon. Angka dengan warna hitam menyatakan berapa banyak karbon tersimpan dalam berbagai reservoir, dalam milyar ton ("GtC" berarti Giga Ton Karbon). Angka dengan warna biru menyatakan berapa banyak karbon berpindah antar reservoir setiap tahun. Sedimen, sebagaimana yang diberikan dalam diagram, tidak termasuk ~70 juta GtC batuan karbonat dan kerogen
Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer Bumi adalah gas karbon dioksida (CO2). Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh gas yang ada di atmosfer (hanya sekitar 0,04% dalam basis molar, meskipun sedang mengalami kenaikan), namun ia memiliki peran yang penting dalam menyokong kehidupan. Gas-gas lain yang mengandung karbon di atmosfer adalah metan dan kloroflorokarbon atau CFC (CFC ini merupakan gas artifisial atau buatan). Gas-gas tersebut adalah gas rumah kaca yang konsentrasinya di atmosfer telah bertambah dalam dekade terakhir ini, dan berperan dalam pemanasan global.
Karbon diambil dari atmosfer dengan berbagai cara:
  • Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesa untuk mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat, dan melepaskan oksigen ke atmosfer. Proses ini akan lebih banyak menyerap karbon pada hutan dengan tumbuhan yang baru saja tumbuh atau hutan yang sedang mengalami pertumbuhan yang cepat.
  • Pada permukaan laut ke arah kutub, air laut menjadi lebih dingin dan CO2 akan lebih mudah larut. Selanjutnya CO2 yang larut tersebut akan terbawa oleh sirkulasi termohalin yang membawa massa air di permukaan yang lebih berat ke kedalaman laut atau interior laut (lihat bagian solubility pump).
  • Di laut bagian atas (upper ocean), pada daerah dengan produktivitas yang tinggi, organisme membentuk jaringan yang mengandung karbon, beberapa organisme juga membentuk cangkang karbonat dan bagian-bagian tubuh lainnya yang keras. Proses ini akan menyebabkan aliran karbon ke bawah (lihat bagian biological pump).
  • Pelapukan batuan silikat. Tidak seperti dua proses sebelumnya, proses ini tidak memindahkan karbon ke dalam reservoir yang siap untuk kembali ke atmosfer. Pelapukan batuan karbonat tidak memiliki efek netto terhadap CO2 atmosferik karena ion bikarbonat yang terbentuk terbawa ke laut dimana selanjutnya dipakai untuk membuat karbonat laut dengan reaksi yang sebaliknya (reverse reaction).
Karbon dapat kembali ke atmosfer dengan berbagai cara pula, yaitu:
  • Melalui pernafasan (respirasi) oleh tumbuhan dan binatang. Hal ini merupakan reaksi eksotermik dan termasuk juga di dalamnya penguraian glukosa (atau molekul organik lainnya) menjadi karbon dioksida dan air.
  • Melalui pembusukan binatang dan tumbuhan. Fungi atau jamur dan bakteri mengurai senyawa karbon pada binatang dan tumbuhan yang mati dan mengubah karbon menjadi karbon dioksida jika tersedia oksigen, atau menjadi metana jika tidak tersedia oksigen.
  • Melalui pembakaran material organik yang mengoksidasi karbon yang terkandung menghasilkan karbon dioksida (juga yang lainnya seperti asap). Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, produk dari industri perminyakan (petroleum), dan gas alam akan melepaskan karbon yang sudah tersimpan selama jutaan tahun di dalam geosfer. Hal inilah yang merupakan penyebab utama naiknya jumlah karbon dioksida di atmosfer.
  • Produksi semen. Salah satu komponennya, yaitu kapur atau gamping atau kalsium oksida, dihasilkan dengan cara memanaskan batu kapur atau batu gamping yang akan menghasilkan juga karbon dioksida dalam jumlah yang banyak.
  • Di permukaan laut dimana air menjadi lebih hangat, karbon dioksida terlarut dilepas kembali ke atmosfer.
  • Erupsi vulkanik atau ledakan gunung berapi akan melepaskan gas ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk uap air, karbon dioksida, dan belerang. Jumlah karbon dioksida yang dilepas ke atmosfer secara kasar hampir sama dengan jumlah karbon dioksida yang hilang dari atmosfer akibat pelapukan silikat; Kedua proses kimia ini yang saling berkebalikan ini akan memberikan hasil penjumlahan yang sama dengan nol dan tidak berpengaruh terhadap jumlah karbon dioksida di atmosfer dalam skala waktu yang kurang dari 100.000 tahun.

Karbon di biosfer

Sekitar 1900 gigaton karbon ada di dalam biosfer. Karbon adalah bagian yang penting dalam kehidupan di Bumi. Ia memiliki peran yang penting dalam struktur, biokimia, dan nutrisi pada semua sel makhluk hidup. Dan kehidupan memiliki peranan yang penting dalam siklus karbon:
  • Autotroph adalah organisme yang menghasilkan senyawa organiknya sendiri dengan menggunakan karbon dioksida yang berasal dari udara dan air di sekitar tempat mereka hidup. Untuk menghasilkan senyawa organik tersebut mereka membutuhkan sumber energi dari luar. Hampir sebagian besar autotroph menggunakan radiasi matahari untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut, dan proses produksi ini disebut sebagai fotosintesis. Sebagian kecil autotroph memanfaatkan sumber energi kimia, dan disebut kemosintesis. Autotroph yang terpenting dalam siklus karbon adalah pohon-pohonan di hutan dan daratan dan fitoplankton di laut. Fotosintesis memiliki reaksi 6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2
  • Karbon dipindahkan di dalam biosfer sebagai makanan heterotrop pada organisme lain atau bagiannya (seperti buah-buahan). Termasuk di dalamnya pemanfaatan material organik yang mati (detritus) oleh jamur dan bakteri untuk fermentasi atau penguraian.
  • Sebagian besar karbon meninggalkan biosfer melalui pernafasan atau respirasi. Ketika tersedia oksigen, respirasi aerobik terjadi, yang melepaskan karbon dioksida ke udara atau air di sekitarnya dengan reaksi C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O. Pada keadaan tanpa oksigen, respirasi anaerobik lah yang terjadi, yang melepaskan metan ke lingkungan sekitarnya yang akhirnya berpindah ke atmosfer atau hidrosfer.
  • Pembakaran biomassa (seperti kebakaran hutan, kayu yang digunakan untuk tungku penghangat atau kayu bakar, dll.) dapat juga memindahkan karbon ke atmosfer dalam jumlah yang banyak.
  • Karbon juga dapat berpindah dari bisofer ketika bahan organik yang mati menyatu dengan geosfer (seperti gambut). Cangkang binatang dari kalsium karbonat yang menjadi batu gamping melalui proses sedimentasi.
  • Sisanya, yaitu siklus karbon di laut dalam, masih dipelajari. Sebagai contoh, penemuan terbaru bahwa rumah larvacean mucus (biasa dikenal sebagai "sinkers") dibuat dalam jumlah besar yang mana mampu membawa banyak karbon ke laut dalam seperti yang terdeteksi oleh perangkap sedimen [1]. Karena ukuran dan kompisisinya, rumah ini jarang terbawa dalam perangkap sedimen, sehingga sebagian besar analisis biokimia melakukan kesalahan dengan mengabaikannya.
Penyimpanan karbon di biosfer dipengaruhi oleh sejumlah proses dalam skala waktu yang berbeda: sementara produktivitas primer netto mengikuti siklus harian dan musiman, karbon dapat disimpan hingga beberapa ratus tahun dalam pohon dan hingga ribuan tahun dalam tanah. Perubahan jangka panjang pada kolam karbon (misalnya melalui de- atau afforestation) atau melalui perubahan temperatur yang berhubungan dengan respirasi tanah) akan secara langsung memengaruhi pemanasan global.

Karbon di laut

Berkas:AYool GLODAP DIC.png
Konsentasi DIC permukaan laut "saat ini" (1990-an) (dari the GLODAP climatology)
Laut mengandung sekitar 36.000 gigaton karbon, dimana sebagian besar dalam bentuk ion bikarbonat. Karbon anorganik, yaitu senyawa karbon tanpa ikatan karbon-karbon atau karbon-hidrogen, adalah penting dalam reaksinya di dalam air. Pertukaran karbon ini menjadi penting dalam mengontrol pH di laut dan juga dapat berubah sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon. Karbon siap untuk saling dipertukarkan antara atmosfer dan lautan. Pada daerah upwelling, karbon dilepaskan ke atmosfer. Sebaliknya, pada daerah downwelling karbon (CO2) berpindah dari atmosfer ke lautan. Pada saat CO2 memasuki lautan, asam karbonat terbentuk:
CO2 + H2O H2CO3
Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai sebuah kesetimbangan kimia. Reaksi lainnya yang penting dalam mengontrol nilai pH lautan adalah pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat. Reaksi ini mengontrol perubahan yang besar pada pH:
H2CO3 H+ + HCO3

Model siklus karbon

Model siklus karbon dapat digabungkan ke dalam model iklim global, sehingga reaksi interaktif dari lautan dan biosfer terhadap nilai CO2 di masa depan dapat dimodelkan. Ada ketidakpastian yang besar dalam model ini, baik dalam sub model fisika maupun biokimia (khususnya pada sub model terakhir). Model-model seperti itu biasanya menunjukkan bahwa ada timbal balik yang positif antara temperatur dan CO2. Sebagai contoh, Zeng dkk. (GRL, 2004 [2]) menemukan dalam model mereka bahwa terdapat pemanasan ekstra sebesar 0,6 °C (yang sebaliknya dapat menambah jumlah CO2 atmosferik yang lebih besar).


Pustaka

  • SCOPE 13 The Global Carbon Cycle [3]
  • Janzen, H. H. (2004). Carbon cycling in earth systems—a soil science perspective. In Agriculture, ecosystems and environment, 104, 399 – 417.
  • Houghton, R. A. (2005). The contemporary carbon cycle. Pages 473-513 in W. H. Schlesinger, editor. Biogeochemistry. Elsevier Science.

Komunitas klimaks

a). Tahap – tahap suksesi
Proses suksesi dapat terjadi melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :
  1. Kolonisasi
    Merupakan suatu bentuk atau pendudukan atau penguasaan habitat oleh mahluk hidup. Syaratnya, makhluk hidup tersebut harus sampai pada lokasi dan mantap hidupnya ditempat tersebut.
  1. Modifikasi tempat
Merupakan pengubahan sifat-sifat tempat (habitat) yang dilakukan oleh koloni makhluk hidup.

b). Macam – macam suksesi
Para ahli ekologi menentukan dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder

  1. Suksesi primer
      Suksesi primer terjadi jika komunitas asal terganggu secara total sehingga kemudian membentuk komunitas baru. Proses suksesi primer dapat dimulai pada permukaan lapisan batuan, Pasir, dan Perairan tergenang. Permukaan bantuan yang “Telanjang” bukanlah tempat yang nyaman untuk dijadikan tempat tinggal suatu mahkluk hidup. Meskipun tempat tersebut sangat tidak nyaman, tetapi ada kelompok makhluk hidup tertentu yang mampu bertahan hidup. Kelompok makhluk hidup tertentu disebut komunitas pionir dan Adapun yang termaksud mahkluk hidup pionir antara lain adalah liken, ganggang, bakteri dan jamur.
      Pertumbuhan liken sangat lambat dalam ekosistem sederhana itu, liken berperan sebagai produser sehingga mengundang berbagai makhluk hidup kecil lainnya, untuk hidup ditempat tersebut. Selanjutnya, bahan – bahan pembentuk tanah menyatu membentuk lapisan tipis tanah sehingga dapat mendukung keberadaan jamur, beberapa jenis cacing, Insekta,Protozoa dan beberapa jenis tumbuhan kecil misalnya rumput). Tiap jenis dalam komunitas mini tersebut akan melangsungkan proses reproduksi, metabolisme, pertumbuhan, dan beberapa diantaranya mengalami kematian yang akan menambah materi organik untuk proses pembentukan tanah. Pada tahap demikian komunitas liken akan hilang dan digantikan oleh komunitas tumbuhan kecil yang hidup musiman (Perenial).
      Komunitas rumput perenial tidak akan lama bertahan. Komunitas tersebut akan digantikan oleh semak dan secara bergiliran akan digantikan lagi oleh pohon yang membutuhkan lebih banyak sinar matahari. Pada saat komunitas didominasi oleh pohon yang suka ditempat terbuka, biasanya dilapisan bawah akan tumbuh bibit / anakan pohon yang tahan naungan. Pada akhirnya, pohon yang tahan naungan tersebut tumbuh melebihi tinggi pohon yang suka sinar dengan pertambahan jumlah anakan pohon yang juga lebih banyak. Akibatnya, komunitas pohon yangsuka sinar matahari akan tergantikan oleh komunitas pohon tahan naungan. Komunitas terakhir ini biasayanya relatif stabil, tahan lama, jenis makhluk hidupnya lebih banyak dan lebih kompleks, dan di dalamnya berlangsung berbagai interaksi antar anggota komunitas. Komunitas demikian disebut komunitas klimaks.
      Komunitas klimaks merupakan akhir dari serangkaian proses seksesi. Artinya, komunitas demikian dapat dicapai setelah melalui beberapa tahap suksesi. Tiap-tiap tahap suksesi tersebut disebut tahap suksesional, sedangkan seluruh rangkaian tahapan suksesi dikenal dengan istilah sere. Beberapa ciri komunitas klimaks antara lain adalah sebagai berikut.




      a) Mampu menyokong kehidupan seluruh spesies yang hidup di dalamnya.
      b) Mengandung lebih banyak makhluk hidup dan macam – macam bentuk interaksi
      Dibandingkan komunitas suksesional.
  1. Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir.
Gangguan yang menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat berasal dari peristiwa alami misalnya angin topan, erosi, banjir, kebakaran hutan. Gangguan yang disebabkan oleh kegiatan manusia contohnya adalah pembukaan areal hutan. Laju proses suksesi sangat beragam, tergantung kondisi lingkungan. Proses suksesi pada daerah hangat, lembab dan subur dapat berlangsung selama seratus tahun.Proses seksusi tidak hanya terjadi didaratan. Proses tersebut juga terjadi di perairan sehingga ada tumbuhan, proses seksusi juga terjadi pada mahkluk hidup lainnya. Suksesi pada hewan terjadi beriringan dengan proses suksesi pada tumbuhan.

  1. Tipe – Tipe Ekosistem
    Beberapa komunitas kecil jika digabung satu sama lainnya dapat membentuk bioma Bioma adalah suatu tipe ekosistem regional dengan komunitas serupa. Pada umumnya, dikenal dua tipe ekosistem utama yaitu ekosistem terestrial dan ekosistem akuantik. Untuk lebih jelasnya mari kita ikuti pembahasan berikut.
    a). Ekosistem terestrial (darat) dapat digolongkan ke dalam enam tipe bioma, yaitu bioma hutan musim, padag rumput gurun,taiga,tundra dan hutan tropik.
    1. Bioma hutan musim
      Bioma daratan yang berada dibelahan timur Amerika utara dikenal dengan bioma hutan musim atau hutan gugur. Pemberian nama bioma tersebut adalah berdasarkan ciri-ciri umum dari ditemukan tumbuhan bercirikan pohon keras seperti oak, beach dan maple yang mengugurkan daunnya pada musim gugur. Bioma hutan menutupi daerah yang sangat luas, mulai dari sungai Mississippi hingga Pantai Atlantik dan dari Florida hingga Kanada bagian Selatan. Tipe Bioma ini juga ditemukan di bagian Eropa dan Asia. Beberapa lokasi dalam sebuah bioma dapat berbeda satu terhadap yang lain sehingga di suatu daerah tidak ada tumbuhan yang tumbuh sepanjang tahun seperti di daerah yang lain atau sebaliknya.
2. Bioma padang Rumput
Disebelah barat dari hutan musim di Amerika Utara terdapat bioma padang rumput.
Curah hujan di bioma padang rumput tidak banyak memberikan dukungan bagi pertumbuhan
tumbuhan karena pada daerah tersebut terdapat aliran sungaiyang panjang sehingga air
tersedia dalam jumlah yang besar. Hewan yang ditemukan di daerah tersebut antara lain
adalah bison, anjing padang rumput, antelop, belalang dan ular. Suatu Bioma yang mirip
dengan padang rumput dikenal dengan sebutan sabana. Sabana adalah tipe bioma yang banyak
terdapat di Afrika Tengah dan beberapa bagian di Amerika Selatan.
  1. Bioma Gurun
        Daerah yang sangat kering dikenal sebagai gurun. Rendahnya curah hujan tersebut merupkansalah satu karakteristik bioma gurun. Beberapa gurun mempunyai panas yang sangat extrim, sedangkan yang lain dapat sangat dingin sepanjang tahun. Pada daerah tersebut suhu udara mengalami fluktuasi sepanjang hari. Ketika matahari tenggelam, suhu daratan berubah dengan cepat menjadi dingin. Sebaliknya pada siang hari suhu udara sangat tinggi suhu udara sangat tinggi (dapat mencapai 45° C).
        Karakteristik Bioma gurun lainnya adalah adanya tumbuhan yang tersebar dan semak-semak yang bergelombol dengan daun-daun nya yang mengalami reduksi atau tidak berdaun.

VEGETASI

Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Dalam ekologi hutan satuan yang diselidiki adalah suatu tegakan, yang merupakan asosiasi konkrit.
Analisis vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari susunan dan bentuk vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan :
  1. Mempelajari tegakan hutan, yaitu tingkat pohon dan permudaannya.
  2. Mempelajari tegakan tumbuh-tumbuhan bawah, yang dimaksud tumbuhan bawah adalah suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat dibawah tegakan hutan kecuali permudaan pohon hutan, padang rumput/alang-alang dan vegetasi semak belukar.

Sedikit berbeda dengan inventarisasi hutan yang titik beratnya terletak pada komposisi jenis pohon. Perbedaan ini akan mempengaruhi cara sampling. Dari segi floristis-ekologis “random-sampling” hanya mungkin digunakan apabila langan dan vegetasinya homogen, misalnya padang rumput dan hutan tanaman. Pada umumnya untuk keperluan penelitian ekologi hutan lebih tepat dipakai “systimatic sampling”, bahkan “purposive sampling” pun boleh digunakan pada keadaan tertentu.

Pengertian fenologi

Fenologi Secara Umum

Fenologi adalah ilmu yang mempelajari pengaruh iklim atau lingkungan sekitar terhadap penampilan suatu organisme atau populasi. Aspek utama yang dipelajari adalah bagaimana alam berubah sejalan dengan perjalanan siklus waktu/musim. Ilmu ini dapat dianggap sebagai bagian dari ekologi dan biogeografi.
Fenologi mempelajari penampakan aktivitas tumbuhan yang terjadi secara berkala pada waktu-waktu tertentu dalam satu tahun. Fenologi sebagai ilmu pengetahuan hingga saat ini masih berdasar pada hasil observasi tentang tahapan perkembangan tumbuhan (phenophase) eksternal yang tampak, seperti perkecambahan biji, pembungaan, perubahan warna daun, gugur daun dan semi daun. Pengamatan fenologis akan lebih baik jika dapat dilengkapi dengan data deferensiasi anatomis maupun aktifitas biokimia pada tumbuhan. Data fenologis dapat memberikan informasi yang bernilai ekologis misalnya tentang karakter spesies pada suatu daerah dan pengaruh perubahan musim terhadap aktifitas tumbuhan.
Fenologi berkaitan erat dengan adaptasi sedangkan adaptasi rendah dapat mempengaruhi eksistensi tumbuhan di suatu tempat dan membatasi penyebaran geografis tumbuhan tersebut. Untuk kepentingan terapan, aktifitas fenologi tumbuhan seringkali dipakai sebagai indicator adanya perubahan musim yang bersifat timbal balik dengan perubahan aktifitas tumbuhan, karena adanya sinkronisasi antara musim dan aktifitas fenologi tumbuhan. Sebagai contoh, ketika musim bunga randu berlangsung, telah dikenal secara popular bahwa telah terjadi “musim dingin”, yaitu suatu periode waktu dimana suhu rata-rata di bawah suhu normal. Padahal fenomena yang terjadi kemungkinan besar justru “musim dingin” itulah yang memicu sehingga pohon randu berbunga. Pohon randu biasanya berbunga setelah terjadi gugur daun.
Salah satu keluaran yang dihasilkan dari kajian fenologi adalah kalender fenologi, semacam penanggalan yang didasarkan pada penampilan/perilaku berbagai organisme. Sebagai misal, keluarnya laron dari lubang-lubang di tanah menandai dimulainya musim penghujan atau ramainya suara tonggeret menandakan bahwa musim penghujan telah berakhir.Kalangan pertanian juga mempelajari fenologi untuk mengenal berbagai gejala yang muncul akibat penyakit fisiologis tertentu.

EKTUM

Ekologi Tumbuhan


Dasar-dasar ilmu Ekologi Tumbuhan perlu memahami berbagai istilah istilah terkait Ekologi.


*Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang reaksi dari organisme atau individu atau kelompok individu terhadap lingkungan atau sebaliknya (Hanum, 2009).
*Populasi adalah kumpulan dari organisma-organisma sejenis yang dapat berbiak silang (Hanum, 2009).
*Komunitas adalah kumpulan dari beberapa populasi yang hidup disuatu areal tertentu (Hanum, 2009).
*Ekosistem adalah satu unit tunggal dari komuniti tumbuhan dan hewan bersama-sama dengan semua faktor-faktor fisik dari lingkungan yang ada di dalamnya.


Suksesi menurut Campbell dalam bukunya yaitu Biologi Jilid III Adisi V adalah suatu proses yang disebabkan oleh gangguan dalam komunitas. Perubahan dan struktur komunitas adalah yang paling jelas terlihat setelah beberapa dangguan seperti kebakaran atau ledakan gunung berapi. daerah yang terganggu itu bisa dikolonisasi oleh beberapa varietas spesies, yang secara perlahan dapat digantikan oleh suksesi spesies lain. peralihan seperti itu dalam spesies selama waktu ekologis menunjukkan suatu proses yang disebut suksesi ekologis. Suksesi Ekologis dapat dibagi 2, yaitu:
1. Suksesi Primer
  Jika dimulai dari daerah yang hampir tidak memiliki kehidupan. dimana tanah masih belum pernah terbentuk, seperti pada sebuah pulau vulkanis baru atau pada reruntuhan yang ditinggalkan oleh glasier.
 Gambar 1 : sebuah suksesi primer dari vulkanis baru atau reruntuhan yang ditinggalkan oleh glasier.
2. Suksesi Sekunder
  Jika dimana suatu komunitas pada saat ini telah hilang oleh beberapa gangguan, yang hanya meninggalkan tanah yang masih tetap utuh. Sebagian daerah itu kembali seperti bentuknya semula. Sebagai contoh hutan yang telah ditebang dan dibersihkan untuk pertanian, jika ditinggal akan mengalami suksesi sekunder.
 Gambar 2 : Suksesi sekuder hutan yang telah ditebang dan dibersihkan untuk pertanian kemudian ditinggalkan.
Apa saja faktor yang menentukan rentetan suksesi tersebut? Kompetisi antara spesies-spesies tunggal untuk mendapatkan sumber daya yang tersedia adalah salah satu kemungkinannya. karena ketersediaan sumberdayanya berubah menurut perjalanan suksesi, spesies yang berbeda bersaing lebih baik pada tahapan yang berbeda. Tahapan suksesi awal  seringkali ditandai oleh spesies yang terseleksi oleh r yang merupakan pembentuk koloni yang lebih baik karena fekunditasnya yang tinggi dan mekanisme penyebarannya yang sangat baik. Banyak organisme tersebut dapat dijelaskan sebagai spesies "pelarian" atau "gulma" yang tidak bersaing dengan baik, kecuali pada daerah yang mengalami gangguan.

Toleransi kondisi abiotik dalam suatu daerah tandus dan gundul mempengaruhi komposisi spesies selama tahapan awal suksesi. Beberapa perubahan dalam struktur komunitas selama suksesi dipengaruhi oleh "inhibisi" atau penghambatan beberapa spesies oleh spesies lain melalui kompetisi eksploitatif, kompetisi interferensi, atau keduanya. kehadiran organisme juga mempengaruhi lingkungan abiotik dengan cara mengubah kondisi lokal. Hal ini bisa mengakibatkan fasilitasi, dimana kelompok organisme yang mewakili satu tahapan suksesional pertengahan (intermediet) setelah es menghilang dari permukaan tanah. Baik inhibisi maupun fasilitasi, dapat terlibat selama proses suksesi.

DAFTAR PUSTAKA
Hanum, Chairani. 2009. Ekologi Tanaman, USU Press : Medan

Minggu, 20 Maret 2011

Makalah Palma


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Suku (famili) Arecaceae atau suku pinang-pinangan (palem) adalah kelompok tumbuhan yang biasa disebut palma atau palem. Tumbuhan ini banyak dikenal dan mempunyai banyak jenis di Indonesia meskipun terkadang tidak sedikit yang bingung untuk membedakannya sehingga menyebutnya sebagai palem saja atau justru keliru dalam menyebutkan nama jenisnya.
Secara umum suku Arecaceae mempunyai ciri-ciri:
  • Batangnya tumbuh tegak ke atas dan jarang bercabang
  • Batangnya beruas-ruas dan tidak memiliki kambium sejati
  • Akarnya tumbuh dari pangkal batang dan berbentuk akar serabut
  • Berdaun majemuk
  • Tangkai daun memiliki pelepah daun yang membungkus batang.
  • Bunga tersusun dalam karangan bunga (mayang)
  • Buahnya ditutupi lapisan luar yang relatif tebal (biasa disebut sabut)
  • Biji buah relatif cair pada saat masih muda dan semakin mengeras ketika tua.
Suku (famili) Arecaceae terdiri atas puluhan genus dan ratusan spesies (jenis). Jenis-jenis yang umumnya dapat ditemui di Indonesia antara lain Enau atau Aren (Arenga pinata); Gebang (Corypha utan); Kelapa (Cocos nucifera); Kelapa Sawit (Elaeis guineensis dan Elaeis oleifera); Nibung (Oncosperma tigillarium); Nipah (Nypa fruticans); Rotan (Calamus rottan); Salak (Salacca zalacca); Sagu atau Rumbia (Metroxylon sago); Siwalan atau Lontar (Borassus flabellifer).





B.     Tujuan
Untuk mengetahui  jenis-jenis tanaman palma(Arecidae)
C.    Rumusan Masalah
1.      Apa saja yang termasuk tanaman palma ?
2.      Ciri-ciri golongan tanaman palma ?



BAB II
PEMBAHASAN

ARECIDAE
Tumbuhan tumbuhan ini termasuk tumbuhan monokotil.Daun dari kebanyakan anggotanya mempunyai daun pertulangan menyirip atau menjari.bentuk helai daunnya ada yang berlekuk dan ada yang majenuk.bunganya berkelipatan tiga,tetapi seringkali perhiasan bungabya tereduksi atau tidak sama sekali.kemudian tumbuhan ini ada yangberubah satu dan ada yang berumah dua.dinding buahnya bervariasi dari yang tidak bertautan sampai yang bertautan dalamsatu kesatuan,biji banyak mengandung minyak sebagai hasil pnyimpanan cadangan makanan dari endosperm.
            Arecidae terdiri dari beberapa ordo yaitu:
A.        Arecales
Ordo ini sering di sebut sebagai principles.anggotanya hanya satu family yaitu Arecaceae atau palmae
Arecaceae (palmae)
Tumbuhan ini  memiliki ciri – cirri sebagai berikut :
a)      Family ini memiliki anggota pohon tertinngi dengan Batang berpenampang silindris dengan buku- buku yang pendek.yang panjangnya dapat mencapai 6 meter
b)      Bunganya majemuk berupa malar atau bulir  yang bercabang – cabang yang disebut spadix
c)      Benang sari biasanya 6 dalam 2 lingkaran
d)     Mempunyai daun terbesar
e)      Bakal buah diatas,biasanya dalam 1-3 ruang mempunyai satu bakal biji
Tumbuhan ini memiliki manfaat sebagai bahan makanan,minyak, serat,bangunan,dan tanaman hias,perabot rumah tangga,tanamn hias dan lain- lain             
Purseglove  (1978) membagi family Arecaceae kedalam Sembilan subfamily yaitu :

a.      Phoenicoideae
Tanaman ini memiliki daun majemuk bersirip ,anak daun yang terbawah mengalami modifikasi menjadi duri. Contonya phoenix paludosa roxb (kurma rawa) ciri- ciri tumbuhan ini memiliki daun yang majemuk dengan panjang 2 m.bagian pangkal daunnya berduri dan merupakan hasil perubahan  bentuk dari anak daun.bunganya majemuk dengan panjang 40 cm,buahnya bulat dan kecil.
Tumbuhan ini tersebar di india,aceh ,Malaysia,dan Thailand.
Tumbuhan ini digunakan sebagai pagar atau atap ,bahan makanan,dan sebagai tanaman hias.
b.      Caryotoideae
      Daun majemuk bersirip,anak daun berbentuk garis atau baji (pasak kayu) yang tepinya bergerigi.mempunyai anggota 3 genera dan lebih kurang 35 spesies yang terdapat di Asia dan Afrika.contonya kurma sagu ( Arenga microcarpa Becc.)
1. Aren sagu ( Arenga microcarpa Becc.)
         ciri- ciri tumbuhan ini berdaun majemuk menyirip,anak daun berbentuk seperti garis dan bergerigi,batang lurus dan tinggi yang dapat mencapai 20 m.didalam batangnya terdapat sumber sagu yang digunakan sebagai sumber makanan,hidupnya berumpun.bunga dan buahnya seperti aren ,tetapi ukurannya sangat kecil.tumbuhan ini tersebar di irian jaya dan papua nuguni dan digunakan sebagai tanaman hias.
2.   Baling (Arenga brevipes Becc )
           Tumbuhan ini merupakan tumbuhan berumpun.ciri- cirinya pohonnya kecil yang tingginya mencapai 4 m.berbatang lurus dan ramping,berijuk sedikit,daunnya majemuk menyirip,anak daun berbentuk garis yang ujungnya bergerigi.tumbuhan ini tersebar dikalimantan dan Sumatra.tumbuhan ini daunnya di gunakan segai atap atau anyaman .dan tanaman hias.
3.   Aren (Arenga pinnata wurmbi.Merr.)
        Tumbuhan ini berdaun majemuk bersirip,anak daun berbentuk garis dengan ujung bergerigi.bunganya majemuk dengan tandan dengan rangkaian bunga yang menggantung dan tumbuh dari ruas –ruas batangnya.kuncup bunga pertama muncul dari ujung batang dan disusul kuncup berikutnya yang muncul di bawahnya.bunga jantan dan betinaberseling dari tandan teratas.buah lonjong berbiji tiga,kulit buahnya mengandung asam oksalat yang dapat menyebabkan rasa gtal pada kulit.tumnuhan ini tersebar di india,cina selatan,Asia tenggara,dan kepulauan guan.
Manfaat tumbuhan tersebut  diantaranya akarnya digunakan  sebagai bahan anyaman dan cambuk,batangnya dapat digunakan sebagai tongkat,alu dan talang air dan isi batanggnya yang dmanakan sagu dimanfaatkan sebagai bahan makanan,daunnya dapat digunakan sebagai pembungkus rokok.buahnya sebagai bahan manisan dan lain- lain.
4.  Langkap ( Arenga obtusifolia Mart )
        Tumbuhan ini bentuk daun dan anak daunnya sama seperti Aren,baling kurma sagu dan sebagainya.termasuk tumbuhan berumpun denganbatan yan tegak setinggi  6-8 m.bunga dan buahnya punmirip seperti aren.tumbuhan ini berasal dari Malaysia,Sumatra dan jawa yang tumbuh di tempat terbuka.tumbuhan ini digunakan sebagai sebagai kerajinan tangan dan rung senjata,sedangkan niranyasering dibuat tuak.
5.  Aren gelora (Arenga undulatifolia Becc)
             Tumbuhan ini batang yang lurus,kecil berijuk sedikit,dengan tinggi sampai 10 meter .daun majemuk bersirip ,dengan ank daun berbentuk seperti sirip ikan,bergelombang dan teepinya bergerigi.bunga dan buahnya seperti aren tetapi bentuknya agak kecil.penyebrarannya di Kalimantan tumbuhan ini biasanya digunakan sebgai tanamn hias,dan sagunya digunakan sebagai bahan makanan.
6. Suwangkung ( Caryota maxima )
            Tumbuhan  ini  tersebar di Malaysia, sumatera,dan Thailand,dengan daun majemuk menyirip majemuk bersirip ganda,anak daun bertangkai berbentuk seperti sirip ikan .bunga majemuk menggantung dalam tandan yang bercabang.buah berwarna merah dan berbiji satu.kegunaan tumbuhan ini antara lain sagu dan humbutnya dapat digunakan sebagai makanan,serat dan pelepah daun sangat baik untuk tali pancing.tajuknya cukup indah untuk tanamn hias.
7. sarai,sukawang leutik ( Caryato mitis lour )
             Tumbuhan ini berbatang lurus,dan berijuk sedikit,tingginya sampai 15 daunnya bersirip ganda dengan anak daunberbentuk seperti sirip ikan.bunga majemuk berbentuk malaiyang mengantung dan masing- masing bunga majemuk terdiri dari tandan yang bercabang buah berwarna merah dan berbiji satu.dan digunakan sebagai tanaman hias,tanaman ini bnyak di jumpai di Malaysia ,di jawa dan Sulawesi utara.
8. Sarai raja ( Caryota no Becc )
            Tumbuhan ini banyak di jumpai diserawak,Kalimantan timur,Sulawesi utara dan seram.tumbuhan tunggal ,berbatang lurus, tingginya 25 m,diameter batangnya 50 cm,atau lebih daunnya majemuk bersirip ganda dengan anak daun seperti sirip ikan buah yang masakberwarna ungu tua.tanaman ini dapat di gunakan sebagai tanaman hias di tepi jalan.
c.       Coryphoideae
Tumbuhan berumah satu daun majemuk menjai bunga majemuk dengan banyak percabangan. Mempunyai 3 anggota genera dengan lebih kurang 330 spesies yang terdapat di seluruh benua.
1.      Corypha elata Rxb. (Gebang)
 Tumbuhan banyak dijumpai dikawasan pantai, tumbuh menyendiri, berbatang lurus, tingginya mencapai 30 m. Daunnya besar, bundar dan kaku. Bunganya majemuk terletak di ujung batang, berwarna putih. Buahnya bulat dan kecil. Akar muda bila di rebus dapat menyembuhkan penyakit murus. Orang bugis mengunyah akar gebang yang masih muda untuk mengobati batuk. Batang bagian luar keras dan gumbarnya lunak sehingga orang sering menggunakannya untuk membuat bedug. Sagu dari gumbarnya berwarna merah dan dapat di makan. Niranya kurang enak, tetapi dapat di buat gula. Dari pucuk pohonnya sering dikeluarkan getah yang berwarna merah dan berbau manis yang disebut “blendok gebang” yang harganya mahal. Blendok ini bila dilarutkan dalam air dapat digunakan untuk obat batuk, dan bila dilarutkan dalam tajin, dapat digunakan untuk obat disentri. Blendok yang dalam keadaan segar dapat digunakan untuk menutup luka karena pisau atau parang. Umbutnya dapat dimakan. Daun muda (janur) di Sulawesi digunakan sebagai bahan anyaman.
2.      Johannesteijmannia altifrons (Reich.f. et Zoll) Moore Jr. (Daun payung)
Tumbuhan ini dapat dijumpai di Malaysia, Pantai Timur Sumatera dan Serawak berupa tumbuhan bawah pada hutan lebat. Tumbuh menyendiri, tegak, tingginya mencapai 6 m. daunlebar berbentuk belah ketupat. Bunga majemuk, berbentuk tandan yang pada pangkalnya diselimuti oleh seludang. Bunga berwarna putih. Buah berwarna cokelat, permukaannya kasar ditutupi oleh benjolan-benjolan kulit semacam gabus yang berbentuk kerucut. Tajuknya cukup indah, tetapi belum dimanfaatkan sebagai tanaman hias.
3.    Licuala grandis H. Wendl. (Palas Payung)
Tumbuhan yang berasal dari papua nugini ini, di Indonesia sudah digunakan sebagai tanaman hias. Tumbuh menyendiri, tegak, tingginya dapat mencapai 2 m. daunnya bundar, lebar, bagian tepi daunnya bergelombang dan bergerigi halus. Tangkai daunnya berduri. Bunga dan buah keluar dari ketiak daun. Buah yang masak berwarna merah. Daun dari tumbuhan ini sering digunakan orang sebagai pembungkus makanan dan atap.
4.    Licuala spinosa Thunb (Palas Duri)
Tumbuhan dijumpai di Malaysia, Sumatera, Jawa dan Kalimantan, didataran rendah dekat pantai. Tumbuhan berumpun, batangnya tegak, tingginya dapat mencapai 2,5 m. daunnya bundar bercelah dalam yang terdiri dari anak-anak daun yang membentuk suatu bulatan yang indah. Tangkai daun berduri yang agak besar serta kuat. Bunga dan buahnya keluar dari ketiak daun. Buah yang masak berwarna merah, berbentuk bulat dan tidak berserabut. Tumbuhan ini sering digunakan sebagai tanaman hias dan daunnya sering digunakan untuk atap.
5.    Licuala valida Becc. (Palas Biru).
Tumbuhan ini hanya dijumpai di Kalimantan, tumbuh di lereng-lereng dalam hutan meranti. Tumbuhan menyendiri, berbatang pendek yang ditutupi oleh pelepah daun. Daunnya bundar bercelah, terdiri atas 15 anak daun yang bergelombang, tangkai daunnya berduri. Bunga majemuk dalam tandan yang panjangnya mencapai satu meter. Buah masak berwarna cokelat kekuningan. Daun untuk pembungkus makanan dan bahan anyaman.
6.    Livingstonia rotundifolia Mart. (Serdang)
Tumbuhan ini diduga berasal dari Sulawesi dan Maluku. Tumbuh menyendiri, berbatang lurus betwarna cokelat, tingginya mencapai 40 m. Tajuknya bundar. Helai daunnya bundar, tangkai daunnya berduri. Buah kecil seperti kelereng, berwarna jingga atau biru. Kayunya keras baik untuk kerajinan, bagunan dan gagang senjata. Umbut dapat dimakan. Daun muda sering digunakan untuk bungkus tembakau dan makanan. Daun tua sering digunakan untuk atap atau dinding gubug yang tahan sampai enam tahun. Pohon cukup indah untuk tanaman hias.
7.    Pholidocarpus majadun Becc. (Liran) (Ind).
Tumbuhan ini banyak dijumpai di Kalimantan, Sumatera dan Maluku pada tanah rawa. Tumbuhan ini sangat mirip dengan serdang, bedanya terletak pada buahnya. Buah liran besar seperti buah tenis, kulitnya berwarna kecokelat-cokelatan dan kasar karena kulit tersebut retak-retak. Secara sepintas permukaan kulit buahnya seperti buah nangka. Tumbuhan ini penggunaannya sama seperti serdang.
d.      Borassoideae
tumbuhan berumah dua; daun majemuk menjari; bunga majemuk dengan sedikit percabangan. Mempunyai anggota 33 genera dengan lebih kurang 330 spesies yang terdapat disemua benua. Contoh jenis yang ada di Indonesia:
1)   Borassus flabillifer L. (Lontar)
Tumbuhan dapat dijumpai di Afrika Tropika, India, Burma, Malaysia dan Indonesia yang tumbuh pada tempat terbuka dekat pantai. Tumbuh menyendiri, batang lurus dapat mencapai tinggi 30 m. Permukaan batang halus dan berwarna kehitam-hitaman. Daun bundar berbentuk seperti kipas, tepinya banyak mempunyai lekukan yang lancip. Bunga jantan dan betina terdapat pada pohon yang berbeda. Buahnya besar, bulat, didalamnya banyak serabut, berair, dan berbiji 3. Di Jawa Timur, Madura dan Nusa Tenggara Timur, nira tumbuhan ini merupakan hasil yang sangat popular dari tumbuhan ini. Nira tersebut kadang-kadang dibuat gula, tuak atau minuman segar. Nira ini kabarnya memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit batuk darah. Di Jawa, buah mudanya di makan orang. Tandan bunga jantannya digunakan untuk obat pegal-pegal, sedangkan sabutnya dapat digunakan untuk bahan pewangi dalam pembuatan kue. Sagunya dapat dimakan, tetapi produksinya sedikit sehingga jarang diusahakan. Kayunya kuat sehingga sering digunakan untuk bahan bangunan dan kerajinan.

2)   Borassodendron borneensis Dransfield (Bindang)
Tumbuhan ini dijumpai dikawasan Kutai dan Serawak. Tumbuh menyendiri, berbatang lurus, tinggi mencapai 20 m. helaian daun bundar bercelah-celah dalam. Bunga jantan dan bujnga betina terdapat pada pohon yang berbeda, menggantung, berupa tandan yang bercabang banyak. Buahnya nirip buah lontar yang berserabut, mempunyai tempurung, dan daging buah. Di Kutai (Kalimantan Timur), tumbuhan ini sudah digunakan sebagai tanaman hias dan di Serawak, umbutnya diperjualbelikan sebagai bahan sayur.




e.       Lepidocaryoideae
1)      Calamus caesius Bl. (Rotan Sega)
Tumbuhan dapat dijumpai di Malaysua, Sumatera dan Kalimantan, tumbuh di hutan meranti. Tumbuhan merumpun dan memanjat dengan batang yang panjangnya dapat mencapai 30 m. daunnya majemuk bersirip, anak daun berbentuk lanset memanjang. Tangkai daunnya berduri, tetapi tidak rapat. Buah jantan dan betina terdapat pada pohon yang berbeda, panjang bunganya dapat mencapai 3 m. Buahnya lonjong bersisik. Batangnya dapat dipakai untuk bahan meja, tongkat dan lain-lain dengan mutu yang baik.
2)      Calamus cillaris Bl. (Palem paris)
Tumbuhan banyak dijumpai di Jawa dan Sumatera, pada hutan yang lembab. Tumbuhan merumpun dan merambat, panjang batangnya dapat mencapai 3 m. daun majemuk bersiri, melengkung, dengan anak daun yang rapat, berwarna hijau kelam. Bunga majemuk, panjangnya lebih kurang setengah meter. Buahnya bulat bersisik. Meningat bentuk daun dan bunganya yang indah, tumbuhan ini berpotensi untuk tanaman hias.
3)      Calamus javensis Bl. (Rotan Lilin)
Tumbuhan ini banyak dijumpai di Malaysia, Sumatera dan Kalimantan, di hutan dataran rendah sampai ketinggian 1800 m dpl. Tumbuh berumpun dan memanjat dengan panjang batang yang dapat mencapai 50 m. Daun majemuk bersiripdengan anak daun yang bentuknya bervariasi, dari bulat telur, lonjong sampai lanset. Tangkai daun bervariasi dari yang pendek sampai panjang, dengan sedikit duri. Bunga majemuk berbentuk malai yang panjangnya dapat mencapai satu meter. Buah bulat atau lonjong bersisik. Rotan ini sering digunakan untuk tali temali, keranjang atau anyaman lain.
4)   Calamus Trachycoleus Becc. (Rotan irit)
Tumbuhan ini banyak dijumpai di Kalimantan, tumbuh di tepi sungai. Tumbuh berumpun, merambat. Batangnya dapat mencapai sepanjang 30 m. pada pangkal batangnya dapat tumbuh tunas yang melata dan dapat mencapai sepanjang 3 m, batang ini disebut batang selantar. Daun majemuk bersirip dengan 14 pasang anak daun yang tersusun dalam 2-3 kelompok. Rotan ini mempunyai pasaran yang bagus karena mutunya yang baik sekali untuk bahan lampit atau tikar rotan.
5)   Daemonorops melanochaetes Bl. (Penjalin Manis)
Tumbuhan dijumpai di Sumatera dan Jawa, di hutan yang lembab. Tumbuhan tunggal atau berumpun, merambat, panjang batang dapat mencapai 15 m. daun majemuk bersirip dengan panjang sampai 4 m dan anak daun dapat mencapai 40 pasang. Bagian ujung tulang daun utama memanjang sampai 1m, berduri, tanpa anak daun.Bunga
6)      Eugeissona utilis Becc. (Bertam)
Tumbuhan ini banyak dijumpai dikalimantan, pada daerah yang cukup kering didataran rendah. Tumbuhan barumpun. Batang tegak, berduri,dan tingginya dapat mencapai 20 m. Daun majemuk bersirip. Bunga majemuk terdapat diujung batang, lurus keatas, panjangnya sampai 4 meter, berkayu. Buahnya keras dan bersisik. Sagunya dapat dimakan. Daun untuk atap atau dinding dangau yang tahan sampai 4 tahun. Tangkai daun sering digunakan untuk tongkat. Lidinya untuk peluru sumpit, anak panah atau bubu.
7)      Eleiodoxa conferta ( griff ) (Asam paya)
Tumbuhan iini banyak dijumpai disumatera, Kalimantan dan Malaysia, pada hutan rawa daratan rendah. Tumbuhan berumpu, batangnya sangat pendek, dilindungi oleh daun – daun yang berbentuk roset dan batangnya sehingga batangnya tidak terlihat jelas. Tingginya sampai 8 m, berduri panjang. Daun majemuk bersirip dengan anak daun berbentuk lanset yang sempit dan panjang. Bunga majemuk berbentuk gasing yang bersisik. Buah yang masak sering digunakan orang sebagai pengganti asam dalam bumbu masakan.
8)      Salacca edulis Reinw (Salak)
Tumbuhan ini banyak dibudidayakan di Indonesia. Tumbuhan berumpun, tingginya dapat mencapai 7 m. Batang hamper tidak kelihatan karena tertutup oleh daun yang tersusunrapat. Pelepah dan tangkai daunnya berduri panjang. Bunga jantan dan bunga betina terdapat padaa pohon yang berbeda, penyerbukan dilakukan oleh angin. Buah bersisik coklat sampai kekuningan. Salak yang dibudidayakan di Bali adalah Salacca edulis var. amboinnsis, sedangkan yang dibudidayakan di Sumatra Utara adalah Salacca sumatrana Becc.
9)       Metroxylon sagu Rottb (Rumbia)
Tumbuhan penghasil sagu yang merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian penduduk Indonesia bagian Timur, seperti Kepulauan Maluku dan daerah pantai Irian Jaya. Tumbuhan berumpun, dari jauh kelihatannya seperti rumpun nipa, hanya bedanya pada tumbuhan sagu mempunyai batabg berbentuk pohon. Tinggi batang mencapai 10 m. Daun majemuk bersirip mirip pada daun kelapa. Bunga majemuk terdapat diujung batang dan hanya sekali bberbunga dalam hidupnya, kemudian mati. Hasil utama dari tumbuhan ini adalah sagu yang diambil dari cacahan gumbarnya (batang bagian dalamnya). Batang bagian luarnya dapa digunakan beaneka ragam kerajinan. Daun tuanya dapa digunakan untuk atap dan tikar, daun mudanya untuk anyaman. Tangkai daunnya sering digunakan untuk tutup botol.
Tumbuhan sagu yang berada di Kepulauan Maluku terdiri dari beberapa spesies.
a)      Metroxylon rumphii mart. (sagu tuni, lapia tuni) merupakan jenis yang paling banyak dijumpai di Kepulauan Maluku. Pada tangkai tulang daunnya memiliki banyak duri yang berbaris. Sagunya sangat baik mutunya dan daunnya menghasilkan atap dengan mutu yang terbaik. Inti buah yang setengah matang berwarna ungu muda, sering dipergunakan orang sebagai bahan asinan karena rasanya sangat segar.
b)      Metroxylon longispinum Mart. (lapia makanaru, lapia makanalu). Batangnya kecil sehingga produksi sagunya sedikit. Demikian pula mutu daunnya lebih rendah bila dibandingkan dengan lapia tuni. Durinya lebih panjang dari lapia tuni.
c)      Metroxylon micranthum Mart. (sagu duri rotan, lapia luli uwa). Durinya lebih pendek dan lebih besar dari lapia tuni. Sebenarnya gumbar dari tumbuhan ini lebih tahan lama bila disimpan, (tanpa mengurangi mutu sagunya) disbanding lapia tuni. Akan tetapi, tumbuhan ini kurang kurang dikenal dan belum dibudidayakan orang di Maluku.
d)     Metroxylon sylvestra Mart. (lapia ihul)banyak dijumpai di pulau Seram. Jenis ini merupakan tumbuhan sagu yang paling tinggi batangnya, tetapi gumbarbya lebih karas seingga lebih sulit mengolahnya. Di pulau Halmahara, jenis inilah yang paling disukai oleh penduduk setempat.
Tumbuhan sagu yang terdapat di sepanjang pantai utara Jawa Tengah dapat dibedakan dalam lima tipe sbagai berikut.
a)      Kersula: mempunyai banyak buah sebesar jeruk mipis, yang tersusun secara bergerombl.
b)      Rembulung: mempunyai buah yang menyendiri sebesar jambu bol, bijinya sebesar kolang – kaling yang mengandung cairan yang dapat mengkilapkan kain katun.
c)      Tembulu: janurnya berwarna putih dan tidak berubah walaupun dikeringkan sehingga disukai untuk pembungkus rokok.
d)     Bulu: janurnya berwarna kuning yang akan menjadi coklat bila dikeringkan sehigga untuk pembungkus rokok yang disukai.
e)      Rajang bungkoan: daunnya untuk anyaman tikar.

f.       Cocoideae
Daun majemuk bersirip. Buah diselimuti oleh serabut yang kasar dan bertempurung. Bunga majemuk, panjang dan bercabang – cabang. Mempunyai anggota 27 genera dengan lebih kurang 600 spesies yang terdapat di Amerika, Afrika, Asia dan Pasifik. Beberapa anggota yang terdapat di Indonesia yaitu:
1)      Cocos nucifera L (Kelapa)
Tumbuhan tersebar di daearah tropika yang banyak di jumpai di daerah pantai pada tanah yang mengandung garam. Tumbuh baik dibawah ketinggian 300 m dpl dengan curah hujan 1.270-2.550 mm per tahun. Di Indonesia sering di tanam di pakarangan atau di tegalan. Tumbuhan berupa pohon, tumbuh menyendiri, batangnya tegak tingginya dapat mencapai 35m, tergantung jenisnya. Daun majemukbersirip genap. Bunga berwarna kekuningan atau kehijauan, tersusun dalam malai. Tumbuhan akan berbunga terus menerus sepanjang tahun. Dalam tandan, bunga betina terlatak di pangkalnya, sedangkan bunga jantan di ujung tandan, buahnya bulat, berbatok dan berdaging buah, berukuran besar.
Kegunaan kelapa sebagai berikut.
a)      Akar. Seduhan akar yang muda menurut Rumphius dapat digunakan untuk obat demam, diare, dan disentri.
b)      Batang digunakan untuk bahan bangunan.
c)      Nira enak rasanya, dapat dibuat gula. Kerak yang menempel dibmbung nira yang digunakan sebagai ragi roti.
d)     Umbut dapat dimakan mentah atau disayur.
e)      Daun digunakan untuk bahan anyaman, lidinya untuk sapu.
f)       Bunga yang masih muda dikunyah dengan gula merah, dapat menyembuhkan penyakit kencing nanah.
g)      Serabut dapat digunakan untuk membuat tali, keset dan jg kursi.
h)      Tempurung dapat dibuat barang karajinan, arang, atau bahan bakar.
i)        Ai kelapa muda dengan dagingnya sering digunakan untuk minuman segar. Kelapa muda yang dibakar dengan bara api, lalu didinginkan kembali selama semalam, dapat mengobati penyakit panas, demam, dan perut. Air kelapa hijau sering digunakan obat keracunan dan kolera. Air kelapa juga dapat dibuat kecap dan saus.
j)        Daging buah merupakan baku untuk minyak dengan melalui pembuatan kopra, baru digiling dan diperas minyaknya atau dibuat santanterus dimasak hingga keluar minyaknya. Bungkil kopra sering digunakan untuk makanan ternak. Santan sering digunakan untuk masak atau campuran berbagai pangan..
k)      Minyak untuk menggoreng atau dibuat berbagai macam obat-obatan.
Berdasarkan bentuk tumbuhannya, kelapa dibagi dalam dua tipe atau kultivar.
a)      Kelapa tinggi (tall palms), sering disebut var. typical Nar. Kultivar ini adalah yang terbanyak dibudidyakan orang sebagai tanaman produksi. Ciri-cirinya: tingginya 20-35 m, pertama kali berbuah setelah tanaman berumur 6-10 tahun, dan tanaman dapat terus menerus berbuah sampai berumur 80-100 tahun. Ukuran buahnya sedang sampai besar, dengan 4.000-6.000 butir menghasilkan 1 ton kopra.
b)      Kelapa pendek (dwarf palms) sering disebut var. nana (Griff) Nar. Tumbuhan ini didunga merupakan hasil mutasi dari kultivar kelapa tinggi yang terjadi di beberapa nergara. Tingginya 8-10m, pertama kali berbuah setelah tanaman berumur 9 tahun dan tanaman dapat berproduksi selama 30-35 tahun.. Ukuran buahnya lebih kecil, tetapi buahnya lebih banyak dari kelapa tinggi.
Berdasar earna buahnya, maka kelapa dibagi dalam dua tipe atau kultivar.
a)      Var. viridis dalam bahasa daerah sering disebut sebagai kelapa hejo (Sunda), kerambil ijo (Jawa); buahnya besar, berwarna hijau.
b)      Var. rubescens dalam bahasa daerah sering disebut sebagai kelapa beureum (Sunda), Kerambil abang (Jawa); buahnya besar berwarna merah.
Di Indonesia, selain kelapa yang ditanamuntuk diambil buahnya, terdapat banyak kelapa yang ditanam sebagai tanaman hias, antara lain sebagai berikut.
a)      Var. capuliformis. Tanaman ini berasal dari pulau Ai, buahnya berwarna kuning tua, lebih kecil dari kelapa biasa dengan biji sebesar ibu jari tanpa daging, serin disebut gagang pisau.
b)      Var. cystiformis. Tanaman ini sering disebut sebagai kelapa kepating, buahnya kecil sebesar empedu sapi, bundar, batoknya sangat tebal, sering dibuat capu.
c)      Var. eburnean. Tanaman ini sering disebut sebagai kelapa gading, umum digunakan sebagai tanaman hias di halaman rumah.
d)     Var. lanciformis. Tanaman ini sering disebut sebagai kepala langsa; buah lonjong berwarna putih semu hijau  kira-kira sebesar tinju dan bergantungan dalam tandan padat seperti tandan tanaman duku; sabut dan batok tipis; airnya manis dan rasanya enak.
e)      Var. machaeroides. Tanaman ini sering disebut sebagai kelapa parang; berbuah lonjong, berputing; bijinya sebesar telur angsa; sering dibuat piala.
f)       Var. pumila. Tanaman ini di Maluku disebut niwel hahu atau niwel lupu. Buahnya lonjong, kecil, sangat banyak, berwarna hijau, airnya sangat manis.
2)      Elaeis guineensis Jack (Kelapa Sawit)
Tumbuhan berasal dari Afrika Tropik. Di Indonesia, yang pertama kali menanamadalah di Kebun Raya Bogor, kemudian bijinya ddisebarkan ke Sumatra Timur hingga sekarang pembayarannya sudah sangat luas. Tumbuhannya menyendiri, batang tegak, tingginya 15-24 m. Bunganya tersusun dalam bentuk malai, berwarna coklat yang muncul dari setiap ketiak daun. Buahnya kecil, beragam dalam ukuran dan warnanya, berbentuk bulat telur, berserabut, bertempurung dan berdaging. Tumbuhan ini merupakan penghasilminyak goring dan penghasil devisa non-migas yang sangat penting bagi Indonesia. Minyak yang baik sering digunakan sebagai pembuat margarine dan sabun. Di Singapura, tempurung bijinya diperdagangkan untuk pemegang sigaret dan kadan-kadang dibuat kalung. Daging buahnya sering dipakai bahan makanan ternak.
Tanaman kelapa sawit adalah tumbuhan yang berumah satu yang penyerbukannya secara saling sehingga terjadilah individu-individu kelapa sawit yang sangat heteogen. Akan tetapi, berdasarkan struktur buahnya, kelapa sawit dapat dibedakan sebagai berikut.
a)      Dura (DD): tempurung (endocarp) tebalnya 2-8 mm dengan berat 25-55%vdari berat buahnya; kanungan mesocarpnya sedang, sebanyak 35-55%.
b)      Tonera (Dd): tempurung tebalnya 0,5-3mm dengan berat 1-32% dari berat buahnya; kandungan mesocarpnya sedang sampai tinggi, sebanyak 60-95%, tetapi kadang-kadang disekitar 55%.
c)      Pisifera (dd): tempurung sangat tipis dengan biji berbentuk sepertikacang di dalam buah fertile.
Kelapa sawit juga dapat diklasifikasikan berdasar warna eksocarp.
a)      Nigrescens: Buah yang belum masak, ujungnya berwarna ungu gelap, dari tengah kapangkal buahnya berwarna gading. Setelah buah masak, kelompok ini dibedakan lagi dalam dua tipe.
1)      Rubro-nigrescens: Buah masaknya berwarna orange merah gelap, dengan ujung berwarna coklat. Jenis ini yang umum dijumpai di Afrika Barat.
2)      Rutilo-nigrescens: Buah masaknya berwarna orange pucat dengan ujung berwarna hitam.
b)      Virescens: Buah yang belum masak berwarna hijau dan bila masak berwarna prange agak kemerah-merahan dengan ujung berwarna kehijau-hijauan.
c)      Albescens: Buah tidak mempunyai warna pada saat masak karena tidak mempunyai atau sedikit sekali kandungan karotennya. Buah berwarna kuning pucat atau gading dengan ujung berwarna hitam atau hijau.
3)      Bactris gasipaes Kunth. (Peach Palm)
Tumbuhan ini barasal dari Amerika Tropika dataran rendah yang sekarang dibudidayakan di Honduras, Costa Rica, Panaman, Colombia, Peru, Venezuela, Ecuador, Brazil, dan Bolivia. Umbuhan ini telah di perkenalkan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tetapi belum populer. Tumbuhan ini berumpun dengan tinggi batang utama 10-20 m. dan setiap batang akan mempunyai tunas 4-5 batang. Batangnya berduri. Daun majemuk bersirip dengan panjang lebih kurang 3m. Tangkai daun berduri, panjangnya sekitar 1m. Bunga majemuk keluar dari ketiak daun, panjangnya 20-30 cm. Buah dalam satu tandan dapat mencapai 300 buah yang berwarna kuning kemerahan.
g.      Arecoideae
Tumbuhan mirip dengan cocoidea tetapi pada arecoideae tidak mempunyai tempurung. Sub-famili ini memeliki anggota 130 genera dengan lebih kuran 1.100 spesies yang terbesar ke daerah yang tropika contoh spesies yang ada di Indonesia yaitu :
1.      Actinorhytis calapparia (Pinang)
Tumbuahn ini diduga berasal dari Sulawesi selatanyang menyebar ke seluruh Indonesia,termasuk Malaysia. Tumbuhan berbentuk pohon, menyendiri, berbatang lurus, tingginya sampai 15 meter. Daun majemuk bersisik, panjangnya lebih kurang 3 meter, berbentuk melengkung hamper melingkar. Bunga majemuk bebrbntuk malai yang menggantung, buah bulat agak melonjong, tidak bertempurung, ukuran buah ini merupakan yang terbesar diantara jenis pinang-pinangan.
2.      Areca catechu L  (Pinang Sirih)
Tumbuhan ini diduga berasal dari Filipina dan sudah tersebar di daerah asia tenggara.tumbuhan menyendiri, berbatang lurus, tinggi sampai 10 meter. Bunga tersusun dalam butir, bunga betina terletak dibagian pangkal dan bunga jantan diujung. Buah ada yang berwarna hitam(Var. nigra) dan kuning keputihan (Var. alba), pinang yang biasa dingunakan untuk makan sirih adalah yang berwarna kuning.
3.      Areca vestaria Giseke (Pinang Monyet)
Tumbuhan tersebar di daerah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara serta Maluku. Batangnya Langsing, tingginya dapat mencapai 10meter. Tumbuhan mempunyai akar tunjang yang panjangnya dapat mencapai 1,5 meter sehingga dapat memperkokoh batangnya. Tumbuhan dapat berumpun, atau menyendiri. Bunga mejemuk berbentuk malai yang keluar dari bawah pelepah daun. Pelepah berwarna kuning kemerahan. Buah yang masak berbentuk lonjong, ukurannya lebih kecil dari pinang sirih. Kulit buahnya berwarna merah, berbiji satu.
4.      Cyrtostachys lakka Becc (Pinang Merah)
Tumbuhan ini banyak dijumpai di Sumatera bagian timur, Kalimantan bagian barat, dan semenanjung Malaysia pada tanah rawa bergambut. Tumbuhan berumpun, berabatang lurus, yang tingginya dapat mencapai 6-14 meter. Batangnya tidak besar sehingga kelihatan tinggi semampai. Daun majemuk bersisik agak melengkung, anak daun agak kaku. Pelepah daun berwarna merah menyala.
5.      Gronophyllum microcarpum Scheefer (Pinang Selea)
Tumbuahan ini banyak dijumpai di kepulauan Maluku, tumbuh di hutan dammar sampai ketinggian 1000m dpl, di tempat yang agak terbuka. Tumbuh menyendiri, batang tegak,tingginya dapat mencapai 10meter. Daun majemuk bersirih dengan anak daun yang ujungnya bergerigi. Bunga majemuk kelaur dari pelepah daun, buah kecil berwarna merah mirip salea  sehingga tumbuhan ini disebut dengan pinang selea.
6.      Iguanara macrostachya (Pinang Kera)
Tumbuhan ini banyak dijumpai di Kalimantan Timur, Di hutan Meranti, tumbuhan berumpun tingginya 0,5 sampai 1 meter , batangnya kecil dengan ruas-ruas yang tidak jelas. Daun majemuk bersirip, anak daunya lebar sering bertautan diujungnya sehingga kelihatan seperti berlubang di tengahnya,Bunga majemuk bersumbu panjang dengan bunga-bunga yang mengitari sumbunya. Buahnya disukai kera sehingga disebut dengan pinang kera.
7.      Oncosperma tigillarium (jack) Ridl.(Nibung)
Tumbuhan ini asli dari indo cina, Malaysia dan Indonesia. Tumbuh pada tanah rawa bergambut tipis sampai sedang. Pohonnya berumpun, tingginya dapat mencapai 20 m, batang lurus dan berduri,ujung daunnya agak melengkung, pelepah daunnya berduri, bunga majemuk dalam tandan yang menggantung, tangkai bunga majemuk berwarna kuning cerah, buah bulat m berbiji satu, permukaannya halus berwarna ungu gelap, kayu nibung terkenal kekuatannya sehingga sering digunakan untuk membuat tiang rumah panggung, jembatan, dan lain – lain,umbutnya dapat dimakan.
8.      Orania sylvicola (Griff) Moore. (Iwul)
Tumbuhan ini dijumpai disumatra, jawa, dan semenanjung malaysia, didataran rendah yang agak terbuka. Tumbuhan ini berbentuk pohon menyendiri,berbatang lurus, tingginya mencapai 15 m. Bunga majemuk berupa tandan yang keluar diantara daunnya. Buahmya  bulat, bila masak berwarna hijau. Pada pangkal buahnya sering dijumpai dua buah lain yang tumbuhannya kerdil. Batang dari tumbuhan sering dibuat untuk papan. Umbutnya beracun. Bentuknya indah sehingga mempunyai potensi unutk tanaman hias.
9.       Pigafetta filaris (Giseke) Becc.(Wanga)
Tumbuhan berasal dari sulawesi,kepulauan maluku, dan halmahera. Palem ini menyukai tempat terbuka.tumbuhannya menyendiri, Berbatang lurus tingginya dapat 50 m. Batang bwah bergaris tengah lebih kurang 40 cm, berwarna hijau tua dengan permukaan licin dan mengilap sehingga sukar untuk dipanjat. Daun berukuran besar, melengkung hampir melingkar, pangkal tangkai daun berduri halus. Bunga jantan dan betina terpisah pada pohon yang berbeda. Buahnya kecil berwarna putih kekuningan. Di Tana toraja buah ini dapat dimakan, kayunya kuat untuk bahan bangunan. Bentuknya indah dan megah untuk tanaman pinggir jalan.
10.   Pinanga caesia Bl. (Pinang Biru)
Tumbuhan ini berasal dari sulawesi tengah dan sulawesi utara. Pohonnya tumbuh menyendiri, berbatang lurus, tingginya hanya sampai 4 m. Seludangnya berwarna merah sampai coklat. Tangkai daunnya berwarna ungu kebiru - biruan. Bunga majemuk berbentuk tandan, menggantung dengan tangkai tandan berwarna merah. Buah yang masak berwarna hitam dan berbiji satu. Tumbuhan ini berpotensi untuk tanaman hias.
11.   Pinanga densiflora Bl.( Pinang Tutul)
Tumbuhan ini dijumpai di aceh dan bengkulu, pada tempat yang lembab. Diketinggian 300-800 m dpl. Tumbuhan berumpun, tingginya sampai 4 m. Batangnya berukuran kecil. Daun majemuk bersirip dengan pelepah daun berbentuk seludang, pada daun yang muda, tulang daunnya berwarna merah,dan permukaannya bercak - bercak hijau yang akan hilang bila daunnya sudah tua. Bunga berbentuk malai menggantung, tangkai tandan berwarna kuning. Buahnya berwarna merah jambu. Tumbuhan ini berpotensi untuk tanaman hias.
12.   Pinanga kuhlii  Bl. (Pinang)
Tumbuhan ini terdapat disumatra dan jawa, pada tempat yang terlindung. Pohon tumbuh berumpun, tingginya 5 - 7 m.daun majemuk bersirip dengan anak daun ynag agak lebar. Bunga majemuk dalam malai yang menggantung, tangkainya berwarna merah, sedangkan bunganya berwarna putih. Buah yang masak mula – mula mera, kemudian menjadi hitam, berbentuk lonjong buahnya sering dipakai pengganti pinang sirih. Indah untuk tanaman hias.
h.      Nypoideae
batang dibawah permukaan tanah, daun majemuk bersirip berumah satu benang sari 3 bakal buah beruang satu dengan biji satu. Anggotanya hanya satu genera dan satu spesies yaitu :
Nypa fruticans Wurmbn. (Nipah)
Tumbuhan ini merupakan anggota vegetasi pantai di asia tenggara, terutama dari muara sungai ke dalam sungai selama airnya masih payau. Tumbuhan berumpun, panjang daun sampai 8 m. Bunga majemuk keluar dari ujung batang berupa kumpuln bunga yang bersatu membentuk suatu kepala.  Bunga jantan dan betinanya terletak dalam satu pohon. Dari jauh rumpun pohon nipah ini mirip pohon sagu,bedanya pada pohon nipah tidak mempunyai batangyang keatas permukaan tanah. Buah nipah yang masih muda enak makan, niranya bagus untuk membuat gula semut dan alkoho. Daun nipah cukup kuat untuk membuat atap dan dinding dangau.